Antibodi Monoklonal
Hibridoma
Teknik Hibridoma adalah
penggabungan dua sel dari organisme yang sama maupun berbeda sehingga
menghasilkan sel tunggal berupa sel hibrid ( hibridoma ) yang memiliki
kombinasi dari sifat kedua sel tersebut. Teknik hibridoma ini sangat
penting untuk menghasilkan antibodi dan hormon dalam jumlah yang besar.
Antibodi Monoklonal
Salah satu hasil dari teknik hibridoma ini adalah antibodi monoklonal.
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber
tunggal atau sel klona yang hanya mengenal satu jenis antigen.
Pembentukan antibodi monoklonal dilakukan dengan menggunakan kelinci
atau tikus.
Teknik pembuatan antibodi moniklonal untuk pengobatan kanker
langkah pertama adalah
menginjeksikan antigen ke dalam tubuh tikus/ kelinci percobaan, kemudian
limpanya dipisahkan. Sel-sel pembentuk antibodi pada limpa dilebur (
fusi ) dengan sel-sel mieloma ( sel kanker ). Sekitar 1% dari sel limpa
adalah sel plasma yang menghasilkan antibodi, sedangkan 10% sel
hibridoma akhir terdiri dari sel-sel yang menghasilkan antibodi. Setiap
hibridoma hanya dapat menghasilkan satu antibodi.
Disini teknik seleksi
dikembangkan untuk mendidentifikasi sel tersebut, kemudian dilakukan
pengembangan atau pengklonan berikutnya. Klona yang diperoleh dari
hibridoma berupa antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal dapat disimpan
beku, kemudian dapat diinjeksikan ke dalam tubuh hewan atau dibiakkan
dalam suatu kultur untuk menghasilkan antibodi dalam jumlah yang besar.
Kegunaan antibodi monoklonal
cukup beragam. Para ilmuwan berharap dapat menggunakan antibodi
monoklonal dalam pengobatan kanker. Beberapa jenis sel kanker membuat
antigen yang berbeda dengan protein yang dibuat oleh sel-sel sehat.
Dengan teknologi yang ada, dapat dibuat antibodi monoklonal yang hanya
menyerang protein dan menyerang sel-sel tanpa mempengaruhi sel-sel yang
sehat.
Kegunaan antibodi monoklonal lainnya adalah sebagai berikut
- untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin ( HCG ) dalam urin wanita hamil.
- untuk mengikat racun dan menonaktifkannya, contohnya racun tetanus dan kelebihan obat digoxin dapat dinonaktifkan oleh antibodi ini.
- mencegah penolakan jaringan terhadap sel hasil transplantasi jaringan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar